Headlines News :
Home » , » Makalah Pendidikan Islam

Makalah Pendidikan Islam

Written By salam semangat on Saturday 4 December 2010 | 12/04/2010

PERANAN PENDIDIKAN ISLAM BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Oleh: Amirul Mu’minin


STAI Syamsul Ulum Sukabumi


 

 

 

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Dengan segala Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas dengan semaksimal mungkin, yakni proses penyusunan dan pembuatan sebuah makalah yang kami beri judul “PERANAN PENDIDIKAN ISLAM BAGI KEHIDUPAN MANUSIA”.

Harapan kami, semoga makalah  ini dapat memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi yang saat ini kami lalui.

Kami kenyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran serta bimbingan dari Bapak H.U.K. Anwaruddin, S.Ag, M.SI. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan 1.

Sukabumi, Maret 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................         ii

DAFTAR ISI................................................................................................        iii

BAB I  : PENDAHULUAN                                                                  .

A.  Latar Belakang Masalah.................................................................         1

B.  Rumusan Masalah...........................................................................         2

C.  Tujuan Masalah..............................................................................         2

BABII  : KAJIAN TEORI

A.  Pengertian Pendidikan Islam............................................................         3

B.  Ilmu Pendidikan Islam.....................................................................         4

BAB III : PEMBAHASAN

A.  Sumber Pendidikan Islam................................................................         6

B.  Sistem Pendidikan Islam.................................................................         8

C.  Manusia dan Proses Pendidikan......................................................       11

D.  Tujuan Pendidikan Islam.................................................................       14

BAB IV  : KESIMPULAN DAN PENUTUP................................................       17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................       18

 

BAB I PENDAHULUAN

  1. A. Latar Belakang Masalah


Dalam perkembangan tiga dekade terakhir, pendidikan Islam memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap pendidikan Indonesia. Dari sudut kurikulum, perkembangan pendidikan Islam semakin mengalami kemajuan saja. Dalam proses ini, dinamika kurikulum pendidikan Islam dapat dilihat dari empat aspek:

Pertama, madrasah-madrasah mengembangkan kurikulum yang memberikan porsi cukup besar untuk mata pelajaran non-keagamaan.

Kedua, sebagian madrasah menggunakan kurikulum yang dominan berorientasi kepada mata pelajaran keagamaan.

Ketiga, banyak madrasah yang memanfaatkan porsi kurikulum muatan lokal untuk mengintensifkan ciri-ciri keagamaan, kejujuran, atau orientasi keilmuan tertentu.

Keempat, murid-murid tamatan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah dan Peguruan Tinggi di lingkungan Depdikbud.

Namun, meskipun pendidikan Islam sudah menampakkan kemajuannya di negeri ini, masih banyak orang yang tidak atau kurang memberi perhatian pada pendidikan tersebut. Karena masih banyak para orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah umum yang kurikulum agamanya sangat minim, karena mengejar berbagai tujuan keduniawian atau material, kebanyakan mereka kurang memperhatikan betapa pentingnya mempelajari pendidikan Islam karena manfaatnya tidak hanya bisa dirasakan dalam kehidupan dunia ini tapi juga sampai kehidupan akhirat kelak, sehingga sangat penting sekali pendidikan Islam ini untuk dipelajari. Maka dalam makalah yang sangat sederhana ini penulis memaparkan apa dan bagaimana peranan pendidikan Islam bagi kehidupan manusia.

  1. B. Rumusan Masalah


Makalah yang kami tulis ini membahas tentang beberapa pembahasan, di antaranya :

  1. Apa sajakah yang menjadi sumber pendidikan Islam itu sehingga dikatakan begitu pentingnya

  2. Bagaimana sistem pendidikan Islam terhadap manusia.

  3. Bagaimana dan dalam hal apa sajakah pendidikan Islam itu berperan bagi manusia.

  4. C. Tujuan Masalah

    1. Untuk menguraikan secara jelas sumber-sumber dari pendidikan Islam.

    2. Untuk menguraikan sistem atau cara kerja pendidikan Islam.

    3. Untuk mendeskripsikan peranan-peranan dari pendidikan Islam bagi kehidupan manusia.




BAB III PEMBAHASAN

  1. A. SUMBER PENDIDIKAN ISLAM


Generasi  para sahabat adalah  generasi yang   dilahirkan  melalui tarbiyah (pendidikan) yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW bersumber hanya dari wahyu Allah SWT, yaitu al-Quranul  Karim.  Rasulullah  SAW tidak mau dan tidak pernah mencampur adukkan sumber pendidikannya dengan yang  lain. Suatu ketika Rasulullah melihat Umar bin Khattab memegang beberapa naskah kitab Taurat. Beliau merasa tidak  senang terhadap tindakan Umar itu  lalu bersabda:

“Demi Allah, jika Musa hidup dikalangan kamu sekarang, ia pasti mengikutku.”

Meyakini  sumber al-Quran dan merasa cukup hanya dengannya sebagai  sumber pendidikan itulah yang melahirkan  satu generasi yang unik penuh dengan keagungan dan  kebaikan sehingga generasi itu mendapat  pujian  Allah  SWT seperti yang diungkapkan di dalam ayat  yang berbunyi:

كنتم خير امة اخرجت للناس

“Kamu adalah sebaik-baik umat dikeluarkan untuk manusia.” (QS. ali-Imran: 110)

Masyarakat manusia  hari  ini  menghadapi   berbagai masalah  yang sukar diatasi. Berbagai teori diketengahkan untuk  menyelesaikan masalah tersebut tetapi tiada suatu teori yang mampu menyelesaikannya, sebaliknya keadaan semakin membingungkan dan  masyarakat kian  takut   menghadapi ancaman masalah yang  kian meningkat. Berbagai penyelidikan telah dijalankan dengan biaya yang besar tetapi  tidak juga mencapai hasil yang diharapkan. Sedihnya lagi  masyarakat Islam  juga  ikut dengan cara yang  dilakukan  oleh  orang  lain. Kebanyakan mereka membelakangi praktek Islam yang pernah  dijalankan oleh Rasulullah SAW dalam menyelesaikan masalah. Padahal, kaidah yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW telah terbukti mampu melahirkan umat sebagai  contoh yang tidak  ada  bandingnya di dalam sejarah manusia dari dahulu hingga sekarang dan mungkin sampai akhir zaman.

Bagi   orang-orang  Islam,  prasyarat yang ada sangat perlu untuk menyelesaikan  masalah  yang  kian rumit ini yaitu dengan  membuka  hati  nurani mereka untuk meyakini Islam  sebagai agama yang lengkap dan meyakini bahwa hanya sistem pendidikan Islam sajalah yang mampu menyelesaikan masalah  yang  dihadapi oleh  masyarakat dunia. Kita perlu membina keyakinan ini, bukan karena kagum kepada Islam semata-mata, tetapi sebaliknya berdasarkan kenyataan sejarah yang membuktikan kejayaan nabi Muhammad  SAW membentuk umat terpilih di tengah-tengah  kekusutan masalah  yang dihadapi oleh masyarakat manusia ketika itu sehingga dapat melahirkan umat yang mendapat pujian dan julukan dalam al-Quran sebagai: “Khaira Ummah”(sebaik-baik manusia).

Kita perlu meyakini al-Quran sebagai  sumber  pendidikan  Islam karena  ia diturunkan untuk mendidik umat manusia, membentuk masyarakat dan menegakkan peraturan  di tengah-tengah  masyarakat   manusia. Kita perlu melalui proses   pendidikan  yang panjang untuk mendidik hati kita sehingga dapat menjiwai wahyu  Allah  SWT serta menghayatinya dalam realita kehidupan.

Pendidikan  Islam  membutuhkan waktu yang cukup panjang karena jiwa manusia tidak bisa berubah sepenuhnya di dalam waktu  yang pendek untuk bertafa’ul (berinteraksi) dengan manhaj  Ilahi  yang  menjadi induk  kepada sistem pendidikan Islam yang syamil dan  kamil. Inilah rahasia al-Quranul Karim yang diturunkan oleh Allah SWT secara  berangsur-angsur selama kira-kira 23  tahun.

  1. B. SISTEM PENDIDIKAN ISLAM


Islam  memahami  realita (waqi’i)  manusia. Islam memahami batas-batas kemampuan, kehendak dan keperluan manusia.  Islam memberi hak yang seksama  dan kadar yang adil bagi semua keperluan manusia. Firman Allah SWT  dalam yang bermaksud:

لا يكلف الله نفسا الا وسعها

“Allah tidak membebankan pada diri seseorang  melainkan dengan kadar kemampuannya.” (QS. al-Baqarah : 286)

Pendidikan selain Islam hanya mengetengahkan  pandangan, pendapat, ide atau teori yang menambahkan kekayaan ilmu  pengetahuan  semata, sebaliknya sistem  pendidikan Islam adalah satu sistem mithali (contoh)  dan  waqi’i (realita). Rasulullah  SAW menjadi panutan umat Islam  dalam semua  perkara. Firman Allah dalam Surah al-Ahzab, ayat 21 yang artinya: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW itu terdapat teladan yang baik bagimu.”

Dalam mendidik manusia, Islam mengambil dari hakikat kejadian manusia yang terdiri dari jasmani, akal dan jiwa, tanpa mengabaikan sebagiannya. Dengan itu, Islam mendidik manusia secara menyeluruh  meliputi semua aspek kehidupannya baik jasmani, akal dan jiwa atau kehidupan yang bersifat maddi (material) dan maknawi (spiritual).

Karena mengabaikan salah satunya berarti menganiayai manusia sendiri dan bisa menyebabkan ketidakseimbangan sifat kemanusiaannya. Islam juga telah menjelaskan hakikat kejadian manusia yang sesungguhnya di atas muka bumi. Sehingga ia bisa meningkatkan taraf ubudiyah (perhambaan)nya sebagai makhluk pilihan Allah SWT.  Firman Allah dalam Surah az-Zariyat ayat 56  berarti:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.”

Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan untuk manusia yang dijadikan dengan fitrah-Nya. Dengan kata lain, Islam adalah agama fitrah yang diturunkan untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam menangani pendidikan manusia, Islam memberikan hak yang sama rata, adil dan seksama kepada komponen kejadian manusia berupa jasad, akal dan jiwa. Pendidikan seperti ini tidak ada pada sistem-sistem lain atau agama-agama yang telah diselewengkan oleh pengikut-pengikutnya.

Di kalangan sistem bukan Islam, ada sistem yang mementingkan sesuatu yang bersifat khusus (bisa dirasakan dengan pancaindera). Atau bisa dikatakan mereka lebih mementingkan materi yang bisa dilihat, diraba dan dirasakan oleh pancaindera manusia. Ada pula sistem yang mementingkan aspek kerohanian saja dan menganggap jasad dan sesuatu berkaitan dengannya sebagai sampah atau sesuatu yang tidak ada harganya sama sekali dan tidak patut dijadikan pegangan. Akibatnya, manusia yang dihasilkan oleh sistem tersebut terpisah dengan sesuatu yang berbau dunia dan materi serta terpisah dari hakikat kejadian manusia sebagai khalifah Allah SWT di atas muka bumi. Kedua sistem itu jauh dari hakikat fitrah manusia serta kejadiannya seperti yang ditegaskan oleh al-Quran dalam Surah az-Zariyat ayat 56.

Sebaliknya, Islam menggabungkan semuanya. Keseimbangan antara ketiganya (jiwa, akal dan jasmani) merupakan sifat manusia yang saleh. Keseimbangan itu akan melahirkan manusia yang sempurna sifat kemanusiaannya, melahirkan keseimbangan  dari segi keimanan kepada alam nyata dan  ghaib. Keseimbangan itu juga akan  melahirkan  keseimbangan dalam   kehidupan   manusia  dari   segi   politik,   ekonomi,  kemasyarakatan  dan semua kegiatan hidupnya.  Firman Allah  dalam Surah Al-Baqarah, ayat 143 yang bermaksud:

“Dan  begitulah  Kami menjadikan kamu (umat Muhammad  SAW)  ummah yang  adil (pilihan) agar kamu menjadi saksi di akhirat kelak  ke atas  umat  yang lain dan Rasulullah SAW menjadi  saksi  ke  atas kamu.”

Keistimewaan sistem pendidikan Islam ialah kemampuannya untuk melahirkan manusia saleh yang memiliki sifat-sifat ijabiah (positif) yang menguasai setiap tindakannya di dalam kehidupan di muka bumi ini. Namun, tidak terkecuali sifat-sifat salbiyah (negatif)  seorang  muslim sering mencoba mempengaruhinya.  Bagaimanapun, hasil pendidikan Islam  yang  terpadu meliputi ketiga komponen di atas menjadikannya mampu  bertindak positif atau menghasilkan tindakan yang  positif dalam semua keadaan. Sabda Rasulullah SAW  yang bermaksud:

“Sungguh mengherankan keadaan orang mukmin. Semua keadaannya adalah baik. Jika ia mendapat sesuatu yang menggembirakan  dia bersyukur  kepada Allah SWT, maka yang demikian itu  adalah  baik baginya. Jika  ditimpa  kesusahan  dia  bersabar,  maka  yang demikian itu adalah baginya.”

Manusia adalah makhluk yang mempunyai berbagai sifat. Ada yang bersifat positif  dan ada pula yang bersifat negatif. Jika   sifat-sifat  tersebut  dibiarkan  tanpa  pengawasan, bimbingan  dan  didikan yang memakai ketiga aspek  kemanusiaan itu, maka  akibatnya  akan  terjadi ketidakseimbangan  dan  akan lahirlah  sifat-sifat  yang  kadangkala positif dan kadangkala negatif. Dengan katal ain lahir sikap ‘double standard’ dalam tindakannya.

Dalam sistem pendidikan Islam, manusia mempunyai roh, hati, akal,  perasaan  dan  jasad. Seorang  muslim tidak akan sanggup merasakan bahagia  dan tidak membangun secara adil dan benar, kecuali setelah semua unsur diberi hak pendidikan yang sama  rata dan adil pula.

C. MANUSIA DAN PROSES PENDIDIKAN

Pada abad permulaan berdirinya sistem pendidikan klasikal, tugas kependidikan adalah mencerdaskan daya pikir manusia melalui pelajaran “menulis, membaca dan berhitung atau dikenal dengan “3 R’ s” (writing, reading and arithmatic). Tetapi dengan berkembangnya zaman tuntutan itu makin meningkat, yaitu yang sering disingkat dengan H 2O (Hati, Otak dan Otot), mencerdaskan otak, mendidik akhlak atau moralitas dan keduanya itu dapat dibuktikan dengan adanya keterampilan tangan dan ketiganya itu terus berlangsung sampai ajal menjemput. Jika dilihat dari kemampuan dasar paedagogis, manusia adalah “Homo edukandum” (makhluk yang harus dididik), dan kemampuannyapun berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan itulah maka fungsi pendidikan pada hakekatnya adalah menyeleksi melalui proses pendidikan atas diri manusia yang bertujuan pada dua arah:

  1. Menyeleksi bakat dan kemampuan yang dimilikinya untuk dikembangkan.

  2. Menyeleksi sampai mana kemampuannya bisa dikembangkan untuk melaksanakan tugas hidup dalam masyarakat.


Dari segi sosial psikologis, manusia dipandang sebagai makhluk yang sedang bertumbuh dan berkembang dalam proses komunikasi antar sesamanya dan proses ini bisa membawa ke arah perkembangan sosialitas dan kemampuan moralitasnya. Manusia dan pendidikan, menurut ajaran Islam dipandang sebagai suatu perkembangan alamiah menusia yaitu proses yang harus terjadi pada dirinya. Sebab manusia berkembang, maka perlu diadakan suatu pengendalian agar tidak tersesat dalam pejalanan perkembangannya itu. Seperti yang dikemukakan di atas, bahwa manusia itu dibekali dengan baebagai sifat, yang baik maupun buruk. Oleh karena itulah peran pendidikan untuk hal ini sangat penting dan sangat diperlukan guna mengawal perkembangan manusia agar tetap baik. Selain manusia perlu pada pendidikan umum atau sosial yang berhubungan dengan masalah kehidupannya di alam dunia ini, ada yang lebih penting lagi dari itu yaitu pendidikan keagamaan(Islam) yang akan menolong manusia pada keselamatan kehidupan setelah mati(akhirat). Lalu mengapa pendidikan Islam ini begitu penting?

Pendidikan Islam baik secara teoritis maupun praktis sangat diperlukan karena beberapa alasan:

  1. Pendidikan Islam membentuk pribadi manusia. Hal ini dilakukan dengan penuh perhitungan yang matang dan hati-hati berdasar pandangan dan pemikiran serta tuntutan perkembangan di tengah-tengah masyarakat.

  2. Pendidikan Islam dibutuhkan manusia untuk menanamkan sikap, tindakan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama, sehingga hidup dan kehidupannya menjadi kokoh.

  3. Islam sebagai agama yang diturunkan Allah dengan tujuan untuk mensejahterakan dan membahagiakan kehidupan umat manusia baik dunia maupun akhirat.

  4. Ruang lingkup pendidikan Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia sehingga ia mampu memanfaatkan ilmu-ilmunya di atas kaidah-kaidah secara inovatif, kreatif dan antisipatif.

  5. Teori-teori pendidikan Islam tersusun rapi sesuai pengkajian, penelaahan secara  sistematis yang berpedoman pada al-Quran dan as-Sunnah.

  6. D. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Berbicara tentang tujuan pendidikan Islam berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas Islami. Sedang idealitas itu sendiri pada hakekatnya mengandung nilai prilaku manusia yang didasari dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.

Tujuan pendidikan Islam ini adalah mencerahi situasi ilmu pendidikan Islam, sehingga menjadi jelas perhubungan antara unsur-unsur dasarnya dan orang-orang yang mempelajarinya memperoleh pegangan yang berguna untuk praktek pendidikan. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : anak didik (santri), pendidik (muallim), tujuan pendidikan, metode pendidikan dan lain-lain.

Pertama, pendidikan Islam bertugas mempertahankan, menanamkan dan mengembangkan kelangsungan berfungsinya nilai-nilai Islami yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Dan sejalan dengan tuntutan kemajuan atau modernisasi kehidupan masyarakat akibat pengaruh kebudayaan yang meningkat, pendidikan Islam memberikan kelenturan (fleksibilitas) perkembangan nilai-nilai dalam ruang lingkup konfigurasinya.

Kedua, di samping bertugas menginternalisasikan (menanamkan dalam pribadi) nilai-nilai Islami, pendidikan Islam juga bertugas mengembangkan anak didik agar mampu melakukan pengamatan nilai-nilai itu secara dinamis dan fleksibel dalam batas-batas konfigurasi idelaitas wahyu Allah.

Ketiga, pendidikan Islam secara optimal harus mampu mendidik anak didik agar memiliki  “kedewasaan  atau kematangan” dalam beriman, bertaqwa dan mengamalkan hasil yang diperoleh dari pendidikan itu.

Keempat, pendidikan Islam harus mampu menciptakan para “mujtahid” baru dalam bidang kehidupan duniawi dan ukhrawi yang berkesinambungan secara interaktif tanpa pengkotakan antara kedua bidang itu.

Kelima, pendidikan Islam harus mampu menciptakan manusia muslim yang berilmu pengetahuan tinggi, iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengalamannya dalam masyarakat manusia. Oleh karena itulah manusia sebagai produk dari proses kependidikan Islam mampu mencari cara-cara hidup (way of life) yang membawa kesejahteraan duniawi dan kebahagiaan ukhrawi seperti yang dikehendaki Allah SWT. Sehingga manusia yang tidak memiliki kesanggupan menciptakan cara hidup yang mensejahterakan diri dan masyarakatnya adalah manusia yang dalam dirinya tidak bersinar iman dan taqwa sehingga menderita kegelapan jiwa yang tak kunjung usai, sebagaimana digambarkan oleh al-Quran :”orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan penyakit itu bertambag parah.” (QS. Al-baqarah : 10)

Lalu mengapa manusia perlu dibekali dengan kepribadian Islami? Jawabnya adalah karena manusia pada zaman modern ini banyak menghadapi tantangan dan ancaman demoralisasi yang menimbulkan keresahan dan derita hidup.

Jadi, peranan pendidikan Islam bagi kehidupan manusia sangatlah penting, sehingga tidaklah dianggap cukup seseorang hanya mempelajari pendidikan yang bersifat umum tanpa mempelajari pendidikan Islam, karena pendidikan Islam merupakan penyelamat dan bekal manusia untuk menghadapi kehidupannya kelak di akhirat yang abadi. Namun, bukan berarti harus meninggalkan salah satunya karena keduanya sangat membantu satu sama lainnya. Pendidikan umum untuk bermasyarakat selama hidupnya sedang pendidikan Islam atau ajaran Islam untuk kehidupan akhiratnya kelak.

BAB III

PEMBAHASAN MATERI PENDIDIKAN ISLAM

  1. A. Pengertian dan Konsep Pendidikan Islam


Istilah pendidikan Islam dapat dipahami dari tiga sudut pandang, yaitu: pendidikan agama Islam, pendidikan dalam Islam dan pendidikan menurut Islam.

Dari kerangkan akademik ketiga sudut pandang tersebut harus dibedakan dengan tegas karena ketiganya akan melahirkan disiplin ilmu sendiri-sendiri.

Pendidikan agama Islam menunjukkan kepada proses operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam. Pendekatan ini kelak menjadi bahan kajian dalam ilmu pendidikan Islam teoritis. Sedangkan pendidikan dalam Islam bersifat sosio-historis dan menjadi kajian dalam “Sejarah Pendidikan Islam”. Selanjutnya pendidikan menurut Islam bersifat normatif dan menjadi bahan kajian dalam “Filsafat Pendidikan Islam”.

Berkaitan dengan ketiga konsep tersebut, maka pendidikan Islam yang dimaksud di dalam makalah ini adalah konsep yang pertama. Membahas pendidikan Islam tidak terlepas dari pengertian pendidikan secara umum, sehingga akan diperoleh batasan-batasan pengertian pendidikan Islam secara jelas.

  • Hasan Tanggulung


Menyatakan bahwa pendidikan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni dari sudut pandang masyarakat dan sudut pandang individu. Masyarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya, baik yang bersifat intelektual, keterampilan, maupuan keahlian  dari generasi tua kepada generasi muda agar masyarakat tersebut dapat memelihara kepribadiannya. Sedangkan individu memandang pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar dapat teraktualisasi secara konkrit, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh individu tersebut dan juga masyarakat.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan mempunyai fungsi ganda. Pada satu sisi pendidikan berfungsi untuk memindahkan nilai-nilai dalam upaya memelihara kelangsungan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. Sedangkan di sisi lain pendidikan berfungsi untuk mengaktualisasikan fitrah manusia agar dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan mampu memikul tanggung jawab atas perbuatannya, sehingga memperoleh kebahagiaan dan kehidupan yang sempurna.

  • Mustafa al-Ghulayani


Menyatakan pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhan dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak mereka menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwa dan mewujudkan keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja bagi kemanfaatan tanah air.

  • M. Yusuf Qardhawi


Memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dalam keadaan damai, maupun perang dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatan, manis dan pahitnya hidup.

  • Azyumardi


Pendidikan Islam memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan sistem pendidikan lainnya, seperti : pendidikan Islam penekanannya pada pencarian ilmu pengetahuan dan pengembangan. Ilmu ini merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan pada prinsipnya berlangsung seumur hidup (life long education) dalam sistem pendidikan modern, sehingga sebuah ibadah proses pengembangan ilmu tersebut sangat menekankan pada nilai-nilai akhlak. Dalam konteks ini maka kejujuran, sikap tawadu, menghormati sumber pengetahuan dan lainnya merupakan prinsip-prinsip penting yang perlu dipegangi setiap pencari ilmu.

Karakteristik berikutnya adalah sikap pengakuan akan potensi dan kemampuan seseoran untuk berkembang dalam suatu kepribadian. Setiap pencari ilmu dipandang sebagai makhluk Tuhan yang perlu dihormati dan disantuni agar potensi-potensi yang dimilikinya dapat diaktualisasikan sebaik-baiknya.

Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan dan masyarakat manusia merupakan karakteristik pendidikan Islam selanjutnya. Pengetahuan bukan hanya untuk mengetahui dan mengembangkan, tetapi juga untuk mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, terdapat konsistensi antara apa-apa yang diketahui dengan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah di antara keistimewaan Islam, mengetahui ilmu pengetahuan sama pentingnya dengan pengamalannya secara konkrit dalam kehidupan manusia.

  1. B. Dasar Pendidikan Islam


Bertolak dari pemikiran bahwa setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kukuh, maka pendidikan Islam sebagai suatu usaha untuk manusia juga harus mempunyai dasar pijak yang kokoh dan menghubungkan semua kegiatan dan perumusannya.

Dasar pendidikan Islam adalah identik dengan ajaran Islam itu sendiri yang berasal dari sumber yang sama, yaitu al-Quran dan al-Hadits. Kemudian kedua sumber tersebut dapat dikembangkan lagi dengan ijtihad sebagai antisipasi terhadap perkembangan zaman.

  1. Al-Quran


Merupakan wahyu Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW yang bersifat petunjuk, general ideas, dan ajaran-ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan (termasuk pendidikan) melalui ijtihad penetapan al-Quran sebagai dasar dan sumber pokok pendidikan Islam dapat dilihat dan dipahami dari ayat-ayat al-Quran sebagai berikut:

ذلك الكتاب لاريب فيه هدى للمتقين .

Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah : 2)

  1. Sunnah


Yaitu perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasulullah SAW, seperti dalam firman Allah :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (QS. Al-Ahzab :21)

Dalam kaitannya dengan pendidikan, Rasulullah sendiri menjadi gurudan pendidik utama. Fenomena ini dapat dilihat dari praktik-praktik edukatif Rasulullah itu sendiri antara lain :

  1. Beliau menggunakan rumah al-Arqam ibnu Abi al-Arqam untuk mendidik dan mengajar.

  2. Beliau memanfaatkan tawanan perang untuk belajar membaca dan menulis.

  3. Beliau mengirimkan para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam.


Dari kedua sumber di atas, dapat diletakkan dan dikembangkan sumber dan dasar pelengkap, yaitu ijtihad yang dalam pendidikan Islam tetap bersumber dari al-Quran dan al-Hadits yang diolah oleh akal sehat dari para ahli pendidikan Islam.

Perubahan dan dinamika zaman yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi menuntut adanya ijtihad dalam bentuk penelitian dan pengkajian kembali prinsip dan praktik-praktik pendidikan Islam yang ada.

Dengan adanya dasar di atas, pendidikan Islam diharapkan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan-tuntutan sosial budaya di sekitarnya dengan tetap berpegang pada nash.

  1. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Dalam Kehidupan Manusia


Menurut Muhammad Murir Muhsi, dirumuskan bahwa :

1)        Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang utuh, yaitu tidak mengkhususkan pada satu sisi kepribadian manusia, tetapi mencakup kesempurnaan kepribadian, yakni akal, jasmani dan rohani(jiwa).

2)        Pendidikan Islam berorientasi pada sikap dan perbuatan yang direfleksikan dari iman.

3)        Pendidikan Islam menekankan pada proses keseimbangan antara dunia dan akhirat.

4)        Pendidikan Islam mencakup pendidikan individu dan sosial secara terpadu.

5)        Pendidikan Islam membentuk dan mempertinggi hati nurani manusia, yaitu peka terhadap fenomena-fenomena keagamaan maupun sosial.

6)        Pendidikan Islam mengembangkan fitrah dan membangkitkan potensi-potensi manusia sejalan dengan spirit Islam.

7)        Pendidikan Islam berorientasi pada nilai-nilai kebaikan individu dan sosial.

8)        Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berkesinambungan sepanjang hidup manusia.

9)        Pendidikan Islam bersifat

BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Sebagai akhir dari pembahasan makalah ini kami tarik suatu kesimpulan, bahwa Pendidikan Islam atau Ilmu Pendidikan Islam itu benar-benar mempunyai peran yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Pendidikan Islam dalam pengamalannya bukan sekedar teori, tapi juga dibarengi dengan praktek secara nyata sebagai pengaktualisasian dari ajaran Islam tersebut. Sehingga dengan demikian ajaran-ajaran yang disampaikannya benar-benar mengena di hati setiap manusia dan yang pada akhirnya mereka bertambah yakin akan kebenaran ajaran Islam tersebut. Sebagaimana yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW, bahwa meskipun beliau seorang nabi dan rasul Allah, yang telah diampuni dosanya baik yang telah dikerjakan maupun yang belum dikerjakan, beliau tetap tekun menjalankan ibadah tanpa ada rasa sombong sedikitpun di hatinya. Beliau juga menyuruh kita agar menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, karena keduanya sangat dan sama-sama penting.

Dan akhirnya sebagai penutup makalah ini, penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut dalam penyelesaiannya. Semoga Allah memberikan kita keteguhan hati dalam memeluk agama Islam yang mulia ini sampai akhir hayat kita. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Uhbiyati,Nur dan Ahmadi, Abu. 1995. Ilmu Pendidikan Islam I (IPI). Jakarta: Pustaka Setia

Arifin.1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Maksum.1997.Madrasah, Sejarah & Perkmbangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Departemen Agama. 1971. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta.
Share this article :

2 comments:

  1. mantapp...n izin mengcopi ya...buat tambahan referensi makalah.. :) sebelumnya trimah kasih saya ucapkan..

    ReplyDelete
  2. iya siip... bebas di copy ...kok... moga bermanfaat

    ReplyDelete


free website hit counter
English French German Spain Italian Japanese Korean Arabic
SILAKAN DI TERJEMAHKAN DI SINI
 
INFO SS : Semua isi blog ini hanya boleh dipublikasikan untuk kebaikan bersama. Silakan download atau copas yang sahabat perlukan.
Blog Design by Amirul Mu'minin Published by SALAM SEMANGAT
"Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu. Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya? Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara". (burdah)