Headlines News :
Home » , , , » Mensyukuri Nikmat Tuhan

Mensyukuri Nikmat Tuhan

Written By salam semangat on Wednesday 5 June 2013 | 6/05/2013


Mensyukuri Nikmat Tuhan
Bersyukurlah…
Jika yang kau rindukan tak kau peroleh saat ini
Seandainya di saat ini kau telah mendapatkannya, tentu kau tak akan dapat menikmatinya untuk esok hari
Bersyukurlah…
Di saat kau tak mengetahui suatu peristiwa
Karena yang demikian itu dapat memberimu kesempatan untuk mempelajari suatu keadaan yang belum kau ketahui
Bersyukurlah…
Atas waktu-waktu sulitmu
Sebab selama waktu itu kau akan tumbuh menjadi lebih dewasa dan semakin mengerti tentang suatu keadaan yang ada
Bersyukurlah…
Atas pembatasan sikap kelakuan yang telah ada pada dirimu, sebab yang demikian itu akan memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri
Bersyukurlah…
Atas tantangan-tantangan yang baru muncul dalam dirimu, sebab tantangan itu akan dapat membangun kekuatan jiwa dan watakmu
Bersyukurlah…
Atas kekeliruan-kekeliruan yang pernah ada, sebab yang demikian itu akan memberimu pelajaran-pelajaran yang berharga
Bersyukurlah…
Di saat dirimu merasa lelah dan kelelahan, sebab dengan begitu berarti dirimu telah mampu membuat perbedaan dalam kehidupan ini
Adalah mudah untuk bersyukur atas segala nikmat kebaikan yang datang, namun hidup yang penuh dengan kebahagiaan itu akan datang kepada seseorang yang dapat bersyukur atas kemunduran yang dihadapinya
Rasa syukur dapat mengembalikan sikap-sikap yang buruk menjadi sikap-sikap yang baik.
Banyak cara untuk mensyukuri kesukaran yang telah lewat, dan yang demikian itu bisa menjadikan karunia terindah dalam hidupmu.


***
Catatan di 10 Maret 2008
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


free website hit counter
English French German Spain Italian Japanese Korean Arabic
SILAKAN DI TERJEMAHKAN DI SINI
 
INFO SS : Semua isi blog ini hanya boleh dipublikasikan untuk kebaikan bersama. Silakan download atau copas yang sahabat perlukan.
Blog Design by Amirul Mu'minin Published by SALAM SEMANGAT
"Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu. Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya? Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara". (burdah)