Headlines News :
Home » » Indahnya Berbagi

Indahnya Berbagi

Written By salam semangat on Thursday 10 November 2011 | 11/10/2011



Oleh Dessy

Tidak terasa Idul Adha sudah didepan mata. Tahun ini, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kondisi keuangan saya tidak begitu baik. Banyaknya pengeluaran tidak terduga telah membuat kondisi keuangan saya sedikit 'empot-empotan'.

Seperti biasa, setiap tahunnya menjelang hari Idul Adha, saya akan memperoleh email tentang berqurban dari salah satu badan zakat. Ketika saya membaca email tersebut, begitu kuat sekali keinginan untuk berqurban seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tapi sebagian hati ini berkata nanti dulu, karena saya memang sedang membutuhkan uang untuk beberapa keperluan dan juga saya akan berangkat ke negara lain untuk memulai program training.

Walaupun program training tersebut dibiayai oleh sebuah lembaga internasional, namun tentu saja saya tidak bisa berangkat dengan tangan kosong, disamping pembayaran baru diterima setelah saya berada disana.

Email tersebut perlahan terlupakan, karena saya sibuk mempersiapkan dokumen keberangkatan. Dan akhirnya berangkatlah saya ke negara tersebut.

Pada saat saya sampai di negara tujuan dan memperoleh akses internet, saya melihat kembali email yang mengingatkan saya untuk berqurban, namun saya tidak sempat membacanya karena saya hanya melihat email-email yang patut di 'delete' dan dibiarkan dulu untuk nantinya dibaca.

Maklum, baru sampai ke suatu negara yang belum pernah saya jelajahi membuat saya tidak sabar keluar mempelajari kondisi daerah tersebut karena saya akan menetap disana untuk beberapa lama.

Hari pertama kerjapun dimulai, saya berharap akan segera bertemu dengan koordinator beasiswa dan memperoleh uang pengganti serta biaya tinggal darinya serta kepastian tentang apartemen dimana saya akan menetap selama tinggal di kota tersebut.

Beberapa hari terakhir saya memang ditempatkan disebuah hotel-apartemen yang biaya sewa per-harinya adalah $96.5, sementara dengan beasiswa $3000/bulan tentu saja saya tidak sanggup membiayainya.

Setelah bertemu koordinator, saya diberikan biaya penggantian dan biaya hidup. Namun dia mengatakan bahwa apartemen yang diperuntukkan untuk saya tidak jadi karena orang yang menyewa apartemen itu mendadak memperoleh perpanjangan kontrak kerja sehingga dia tidak jadi melepas apartemennya ke saya.

Apartemen yang disewa $500/bulan itu tentu akan sangat membantu saya disana, dan berita tersebut berarti saya harus tinggal di apartmen-hotel hingga mereka bisa mencarikan apartemen baru untuk saya.

Dengan kondisi keuangan pas-pasan, hal ini tentu memberikan tekanan tersendiri bagi saya. Hari itu saya kembali ke hotel dengan pikiran yang menghadirkan berbagai kemungkinan-kemungkinan.

Wajar saya merasa kuatir, karena tahu sekali untuk mencari apartemen di kota tersebut tidaklah mudah. Saya harus menunggu hingga hampir 3 bulan untuk memperoleh kepastian ada tidaknya apartemen.

Tiga hari pertama saya lewati dengan pikiran tidak tenang, sementara itu saya juga harus berinteraksi dengan lingkungan kantor. Project yang saya nantikan juga belum terlihat kejelasannya, sehingga saya banyak menghabiskan waktu secara tidak jelas.

Tak terasa akhir minggu sudah didepan mata. Kamis malam itu, saya sulit memejamkan mata, sedih dan kuatir bercampur dihati saya. Pada 2/3 malam sayapun menangis, mengadukan keadaan saya. Lega rasanya ketika semua beban keluar, walaupun belum terbayangkan apa solusinya.

Setelah selesai Tahadjud, saya membuka laptop dan membuka email satu per-satu mengisi waktu menunggu subuh. Dan kembali mata saya bersirobok dengan email lalu tentang qurban.

Membaca email yang juga berisi tentang cerita seorang bapak pensiunan yang berusaha memberikan qurban yang terbaik membuat hati saya malu. Ya, saya memang terlalu banyak pertimbangan untuk berqurban, padahal nikmat manalagi yang saya dustakan.

Sudah memperoleh kesempatan yang tidak semua orang bisa peroleh yaitu menuntut ilmu kenegeri orang secara gratis serta nikmat-nikmat lainnya berupa kesehatan serta keluarga yang penuh kasih.

Ya Allah, saya memang sombong sekali. Lupa bahwa apapun yang saya peroleh adalah karenaMu.

Tanpa pikir panjang, saya langsung mentransfer sejumlah uang ke rekening badan zakat tersebut untuk qurban tahun ini. Ada suatu kelegaan dihati ini, ada suatu rasa nyaman yang hinggap. Alhamdulillah, Engkau sangat sayang kepada hamba. Engkau ingatkan hambaMu ini.

Akhir pekan itupun saya lewati dengan menikmati keindahan kota dan mengambil inisiatif mencari apartemen sendiri.

Senin pagi, saya mendapat telepon dari koordinator saya. Dia mengatakan akan ketempat saya pada pukul 10 pagi. Baru saja saya menutup telepon, sebuah email tentang project yang harus saya tangani masuk.

Alhamdullillah saya memperoleh kepercayaan untuk menagani dua project yang merupakan bidang saya.

Pukul 10, koordinator saya datang untuk mengabarkan bahwa seorang staf dikantor itu menawarkan saya untuk tinggal dirumahnya selama saya melakukan internship dikota itu. Dia hanya tinggal bersama suaminya, sementara rumahnya memiliki 5 kamar.

Saya bisa pindah kapan saja dan tinggal selama saya mau secara gratis. Tahun lalu seorang intern juga tinggal disana dan tebak apa, intern tahun lalu juga seorang muslimah keturunan Saudi Arabia-Pakistan.

Koordinator saya mengatakan saya hanya perlu membeli keperluan makanan saya dan tiket kereta api, sementara saya tidak perlu membayar biaya sewa.

Alhamdulillah, bekali-kali syukur saya panjatkan kepada Allah,SWT akan karuniaNya.

Rezeki berupa solusi atas permasalahan yang saya hadapi. Malunya hati ini yang sempat enggan dan menunda-nunda memberikan hak orang lain, padahal Allah, SWT tidak pernah luput memberikan rezeki umat-Nya.

Dan saat ini saya tinggal bersama dengan pasangan suami istri yang juga bekerja dikantor tempat saya melakukan internship.

Mereka sangat memahami saya sebagai seorang muslimah, dan memperlakukan saya seperti anaknya. Mereka berdua juga menyediakan segala kebutuhan saya dan bahkan mengantar jemput saya ke kantor.

Alhamdulillah ya Rabb. Dengan segala nikmat ini, janganlah menjadikan saya lupa bahwa didalam nikmat yang ada terdapat hak orang lain.

www.eramuslim.com

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


free website hit counter
English French German Spain Italian Japanese Korean Arabic
SILAKAN DI TERJEMAHKAN DI SINI
 
INFO SS : Semua isi blog ini hanya boleh dipublikasikan untuk kebaikan bersama. Silakan download atau copas yang sahabat perlukan.
Blog Design by Amirul Mu'minin Published by SALAM SEMANGAT
"Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu. Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya? Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara". (burdah)