Sahabatku yang dirahmati Allah SWT.
Perjalanan menemukan sebuah dzikir, tak ubahnya kita
menemukan sebuah ketenangan bathiniyyah, yang mana tiap individu seorang muslim
akan medapati sebuah jalan yang tidak sama dengan muslim lainnya. Tentunya hal
ini terjadi karena tingkat rasa penerimaan dan keihlasan muslim yang
berbeda-beda.
Seperti halnya saat kita sakit, kita akan meminum obat
yang sama seperti kebanyakan orang. Dan bisa kita jumpai ada yang langsung
sembuh, tidak ada reaksi apa-apa, atau bahkan sakitnya tambah parah. Kenapa hal
yang demikian bisa terjadi? karena daya ketahanan tubuh kita yang berbeda-beda.
Begitu juga dengan dzikir, seperti yang sudah Allah
tuturkan dalam ayat berikut:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ القلوب
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d : 28)
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa saat kita berdzikir
kita tidak menemukan ketenangan? bahkan terasa biasa-biasa saja seolah tidak
ada hal yang istimewa? Padahal lafadz dzikir yang kita baca adalah dzikir yang
sama?
Jawabannya hampir sama seperti ilustrasi diatas, yakni
karena kadar keimanan dan tingkat kepasrahan juga keihlasan kita yang berbeda.
Ada sebuah kisah tentang keutamaan berdzikir.
Dan kisah ini diambil dari hadits Qudsyi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary,
dan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. Yang artinya:
Allah Ta'ala mempunyai Malaikat-malaikat yang
berkeliling di jalan-jalan untuk mencari orang-orang yang berzikir, maka
apabila mereka menjumpai kaum yang sedang berzikir kepada Allah Azza Wa Jalla,
lalu mereka memanggil kepada teman-teman nya: kemarilah, disini terdapat apa
yang kalian cari! lalu para malaikat itu mengerumuni mereka dengan
sayap-sayapnya sampai kelangit dunia. Maka Allah bertanya pada para malaikat,
padahal Ia lebih mengetahui : Apakah yang dikatakan oleh hamba-hambaku?
Malaikat menjawab :
Mereka mensucikan Engkau, Membesarkan Engkau, Memuji Engkau.
Allah bertanya :
Adakah mereka melihat aku?
Malaikat menjawab : Demi Allah mereka tidak melihat engkau.
Allah bertanya : Bagaimana seandainya mereka melihat aku?
Malaikat menjawab :
Tentu mereka lebih giat menyembah engkau ya Allah, lebih memulyakan engkau dan lebih
banyak mensucikan engkau.
Allah bertanya :
Apa yang mereka minta?
Malaikat menjawab : Mereka memnita sorga kepada Engkau.
Allah bertanya :
Adakah mereka melihat sorga?
Malaikat menjawab : Tidak Ya Allah.
Allah bertanya : Bagaimana seandainya mereka melihatnya?
Malaikat menjawab : Tentu mereka lebih semangat untuk memperolehnya.
Allah bertanya : Dari apa mereka meminta perlindungan?
Malaikat menjawab : Mereka minta perlindungan dari Neraka
Allah bertanya :
Apakah mereka dapat melihat neraka?
Malaikat menjawab : Tidak mereka tidak dapat melihatnya.
Allah bertanya :
Bagaimana bila mereka dapat melihatnya?
Malaikat menjawab : Tentu mereka akan lari dan ketakutan.
Lalu Allah berfirman : Saksikanlah oleh mu bahwa aku telah mengampunkan mereka
semuanya.
Malaikat berkata :
Tuhan, disitu ada orang yang bukan dari mereka hanya bertepatan ada keperluan maka ia datang ke situ.
Allah menjawab :
Ia termasuk dalam golongan itu, karena ia tidak akan kecewa duduk bersama
mereka.
Kesimpulan :
- Keutamaan orang-orang yang berzikir kepada Allah, dosa mereka akan diampuni oleh Nyya.
- Orang yang mau berkumpul dengan orang-orang
yang berzikir kepada Allah, itupun akan diampuni dosanya, sekalipun ia tidak
turut berzikir.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !