Headlines News :
Home » , , , » Puisi Perpisahan Al Khairiyah II

Puisi Perpisahan Al Khairiyah II

Written By salam semangat on Saturday 11 August 2012 | 8/11/2012

Puisi Keempat:


SELAMAT JALAN SAHABAT


Semilir angin menerpaku


Saat kutatap wajahmu tuk terakhir kalinya


Terputar kembali dalam benakku


Memori-memori indah kebersamaan kita


Saat kita melangkah bersama


Menapaki jalan dakwah


Berjuang menegakkan syariat Islam


pahit getir menemani  kita


Namun kau tak pernah berhenti


Cacian, hinaan dan makian


Mengiringi di setiap langkah kita


Tapi kau terus melangkah


Dan menopangku saat ku mulai lelah


Karena kau tahu surga telah menanti


Kemarin.....ya kemarin.........


Saat kita sedang mentadabburi


Surat cinta dari Ilahi


Mereka datang


Menyeretmu dengan paksa


Dan menghujanimu dengan timah panas


Teriakan takbirmu masih terngiang di telingaku


Jelas sudah lebih indah dari biasanya


Hmmmmm..... kini, di tempat ini


Aku hanya dapat menatap tubuhmu


Yang terbujur kaku tak bergeming


Dengan mata yang tertutup rapat


Serta bibir yang tersenyum penuh kemenangan


Kau telah bahagia, terlepas dari beban dunia


Aku menangis pun tiada berguna


Karena air mata takkan membawamu kembali


Selamat jalan sahabat..............


Do’akan aku agar dapat meneruskan perjuangan ini


Do’akan aku agar kelak rindu ini dapat terbeli


ditampilkan oleh M. Wahyu DS.


siswa kelas I MTs YASTI 3

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !


free website hit counter
English French German Spain Italian Japanese Korean Arabic
SILAKAN DI TERJEMAHKAN DI SINI
 
INFO SS : Semua isi blog ini hanya boleh dipublikasikan untuk kebaikan bersama. Silakan download atau copas yang sahabat perlukan.
Blog Design by Amirul Mu'minin Published by SALAM SEMANGAT
"Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu. Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu. Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya? Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara". (burdah)